Skip to main content

Posts

Kembali seperti semula atau berusaha untuk melupa?

Selamat datang hai cinta, pembawa ceria untuk hati yang sedang terluka. Terimakasih sudah ada. Kenapa kamu datang hanya ketika saya terluka? Menjadikan kamu satu-satunya bagi saya, hilang pergi begitu saja, layaknya tidak kenal saya. Pamit tidak, salam pun enggan, tak ada kata pamit sedikitpun yang saya dengar. Menjadikan kamu alasan lagi untuk saya terluka kedua kalinya. Pagi saya menantikanmu, siang saya mencarimu, malam saya ingin mengucapkan selamat tidur untukmu. Sayangnya saya cukup takut melakukan itu lagi, tak lagi seperti biasanya. Mengatakan cinta bagaikan spasi yang selalu ada disetiap kata. Egois betul diri ini, hanya menunggu layaknya seorang pengecut. Hari ini saya pikir Anda memang lebih pantas dengan dia, sesosok manusia banyak kelebihannya. Esok saya pikir selama ini saya sia-sia jika pasrah begitu saja. Oh tidak, kembali seperti semula atau berusaha untuk melupa? Saya ingin kamu senang dengan orang yang tepat, tapi saya rasa saya juga bisa menjadi orang yang tepat itu
Recent posts

Perihalmu, tak akan pernah ada rasa ragu

Masih sama seperti yang pertama, saya masih bingung dengan apa yang terjadi disana. Menjadikan dirimu yang berbeda dari sebelumnya, saya harap ini hanya mimpi belaka. Kenapa harus berujung kesana? Tidak ada yang menduga awalan bahagia berujung petaka, tak ada satupun pertanda terjadinya hal itu. Gila. Sakit hati pun tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, saya bingung mengenai semuanya. Dirimu yang tidak pernah bisa dimengerti menghasilkan keputusan yang begitu berbeda. Semakin sulit dimengerti. Saya tidak yakin judul dan isi tulisan ini akan sama maknanya, saya hanya mencurahkan apa yang saya rasakan, saya mencurahkan apa yang saya pikirkan, dan saya mencurahkan apa yang orang bayangkan. Bak petir di siang bolong, jumat petaka namanya. Saya mengambil kesimpulan atas apa yang terjadi, saya tidak berani bertanya lebih jauh tentang sebenarnya kita itu apa? Tak ada satu patah kata pun yang menjelaskan hubungan kita, saya selalu tak mengerti, kenapa ini terjadi. Sifatmu, parasmu, senyuman

Cerita cintamu yang mana?

Gak tau harus apa kalau disuruh pilih yang mana, sama-sama gak ada jaminan. Terpaksa pilih yang kanan. Melihat cerita mereka. Belajar bisa tentang sejarah bahkan alur cerita, khususnya cerita cinta. Macam-macam bertebaran mengenai cerita cinta, berakhir duka hingga bahagia. Ada yang sama, ada juga yang menderita, pedih memang pedih, namanya juga cerita. Dua cerita yang selalu diingat, cerita pertama dan kedua yang bernuansa cinta. Tak ada yang salah dari alurnya, hanya berbeda dari sifat sang wanita. Mari saya jelaskan yang pertama. Cerita cinta tentang seorang pria yang tidak pernah menyerah meskipun perkataan "tidak" menggema dari mulut seorang wanita, akhirnya? Bahagia. Dan Cerita cinta tentang wanita yang kembali dari sana, hanya menemukan duka dan akhirnya menyadari bahwa tidak ada pria yang sama dengan yang sebelumnya. Saya tidak tahu bagaimana ini terjadi, dua-duanya sama, sakit hati selayaknya pria biasanya. Saya juga tidak tahu harus menjelaskan apa, saya harap tidak

Selalu ingat jalan pulang, sayang.

Bagi sebagian orang, mencintai merupakan hal yang sakral. Bukan cuma bercandaan, tapi tentang masa depan dan tanggung jawab. Selalu ingatkan dia untuk kembali, meskipun dia yang memutuskan untuk pergi. Kita mulai disini. Saat ini dan selanjutnya dan selalu selanjutnya akan terjadi, dimana dia yang memutuskan untuk pergi, entah karena kita terlalu baik, terlalu kasar, atau terlalu jauh dari harapannya. Tidak ada yang salah, Anda berhak mendapat yang terbaik, meskipun bagi Anda dialah yang paling sempurna. Namun, ingat-ingat perjuangan Anda selama ini, jiwa raga bahkan harta Anda taruhkan, Anda jadikan sebuah perjuangan untuk mendapatkannya. Meskipun tidak semua perjuangan berakhir kemenangan. Coba, apa yang Anda pikirkan ketika dia kembali setelah dia yang memutuskan untuk pergi? Apakah Anda menerima seperti sebelumnya atau Anda memintanya pergi dan jangan pernah kembali? Saya berada pada pilihan pertama, saya gila dalam perasaan. Saya tidak mengenal cerita lama, ketika disakiti toh bis