Skip to main content

Kembali seperti semula atau berusaha untuk melupa?

Selamat datang hai cinta, pembawa ceria untuk hati yang sedang terluka. Terimakasih sudah ada.

Kenapa kamu datang hanya ketika saya terluka? Menjadikan kamu satu-satunya bagi saya, hilang pergi begitu saja, layaknya tidak kenal saya. Pamit tidak, salam pun enggan, tak ada kata pamit sedikitpun yang saya dengar. Menjadikan kamu alasan lagi untuk saya terluka kedua kalinya.

Pagi saya menantikanmu, siang saya mencarimu, malam saya ingin mengucapkan selamat tidur untukmu. Sayangnya saya cukup takut melakukan itu lagi, tak lagi seperti biasanya. Mengatakan cinta bagaikan spasi yang selalu ada disetiap kata. Egois betul diri ini, hanya menunggu layaknya seorang pengecut.

Hari ini saya pikir Anda memang lebih pantas dengan dia, sesosok manusia banyak kelebihannya. Esok saya pikir selama ini saya sia-sia jika pasrah begitu saja. Oh tidak, kembali seperti semula atau berusaha untuk melupa? Saya ingin kamu senang dengan orang yang tepat, tapi saya rasa saya juga bisa menjadi orang yang tepat itu, namun itu pendapat saya esok. Hari ini saya masih berpendapat orang itulah yang menjadikan kamu bahagia seutuhnya.

Saya ini apa? Mengapa begitu berbeda setiap harinya? Bimbang layaknya seorang pengecut yang tidak tahu arah. Hanya berani menuliskan dalam kumpulan kata-kata beribu makna, kamu bisa mengartikan sesuai keinginanmu. 

Tanda tanya begitu banyak menandakan saya terlalu bimbang untuk kali ini, saya tidak tahu harus berbuat apa. Banyaknya orang diluar sana memiliki nasib yang sama seperti saya, ditinggal saat sayang-sayangnya.

Bangsat kata saya.

Comments